NGAMPING
Masyarakat
melayu memiliki banyak sekali budaya yang unik dan menarik untuk kita ketahui.
Salah satunya adalah tradisi ngamping. Ngamping sendiri berarti kegiatan
membuat amping (emping). Amping di sini bukan terbuat dari buah melinjo, melainkan
terbuat dari padi yang masih muda atau setengah masak, Tradisi ngamping
dilakukan secara rutin tiap tahunnya saat musim panen padi. Pada zaman dahulu,
tradisi ini digelar saat bulan purnama dan merupakan ungkapan rasa syukur atas
hasil panen padi serta permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar musim
tanam berikutnya selalu diberikan hasil panen yang berlimpah. Di dalam tradisi
ngamping ini, dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan padi yang
masih muda hingga penyajian ampingnya. Padi yang akan diambil harus berwarna
hijaudan sudah berisi serta sudah terlihat menunjukan setengah matang. Setelah
padi diambil, dipisahkan dari tangkainya dan direndam dalam air selama satu
malam. Hal itu bertujuan agar padi tidak alot saat diolah menjadi amping.
Setelah padi direndam selama satu malam, kemudian dikeringkan airnya dan
dilanjutkan dengan disangrai di dalam wajan. Api yang digunakan berasal dari
pembakaran kayu. Nah…. keunikan dari tradisi ngamping adalah proses pembuatannya
yang melibatkan banyak orang dengan tingkat solidaritas dan gotong-royong yang
tinggi sesuai dengan karakteristik masyarakat melayu. Saat proses ngamping,
beberapa orang sudah diberikan tugas masing-masing yaitu satu orang atau lebih,
bertugas untuk menyangrai padi, dua atau tiga orang atau lebih bertugas untuk menumbuk padi
menggunakan alu (antan) dan lesung yang tebuat dari kayu serta satu orang atau lebih yang bertugas
untuk memisahkan amping dengan sekam padi. Saat dilakukan proses ngamping ini,
padi harus disangrai terlebih dahulu. Padi yang disangrai tidak boleh mentah
dan tidak boleh juga matang. Padi yang matang saat disangrai akan meletus menjadi
berondong. Sementara padi yang saat disangrai ternyata masih mentah akan menghasilkan
amping yang tidak bagus. Setelah padi disangrai, dimasukan ke dalam wadah yang
terbuat dari pelepah pinang yang telah dibentuk sedemikian rupa. Padi tersebut
kemudian dimasukan serta-merta ke dalam lesung. Padi yang telah disangrai tidak
boleh terlalu dingin karena dikuatirkan akan terlalu alot saat ditumbuk. Nah
saat padi akan ditumbuk di dalam lesung inilah diperlukan kekompakan dari
setiap orang yang tugasnya memegang alu (antan). Jika terdiri dari tiga orang
misalnya, harus menumbuk padi tanpa perlu jeda yang lama. Setiap dentuman alu
(antan) yang menumbuk amping ini akan menghasilkan irama. Nah irama ini juga
bisa menjadi panduan untuk memulai gilirannya menjatuhkan alunya (antan) ke
dalam lesung. Konsentrasi juga diperlukan dalam proses penumbukan amping ini.
Jika tidak konsentrasi dan tidak kompak, maka alu atau antan akan saling
bertemu alias bertabrakan. Sehingga tidak bisa menghasilkan amping. Proses
Penumbukan Amping Menggunakan Antan. Jika
proses penumbukan amping sudah selesai, maka bisa dilakukan proses pemisahan amping
dari sekam. Jika proses pemisahan sudah selesai dan amping sudah benar-benar
bersih dari sekam maka amping bisa dinikmati langsung atau dicampur dengan
parutan kelapa dan gula merah.
0 comments:
Post a Comment