SMP NEGERI 16 SINGKAWANG

Selamat Datang di Blog Nur Hayatun. NIATKAN, KERJAkAN, DOAKAN. Belajar dan Mengajar suatu hal yang berbeda
PEMBELAJARAN DIGITAL

Thursday, May 25, 2023

GS3KL "TRADISI NGAMPING SMP NEGERI 16 SINGKAWANG"

KEGIATAN GS3KL 


NGAMPING

Masyarakat melayu memiliki banyak sekali budaya yang unik dan menarik untuk kita ketahui. Salah satunya adalah tradisi ngamping. Ngamping sendiri berarti kegiatan membuat amping (emping). Amping di sini bukan terbuat dari buah melinjo, melainkan terbuat dari padi yang masih muda atau setengah masak, Tradisi ngamping dilakukan secara rutin tiap tahunnya saat musim panen padi. Pada zaman dahulu, tradisi ini digelar saat bulan purnama dan merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen padi serta permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar musim tanam berikutnya selalu diberikan hasil panen yang berlimpah. Di dalam tradisi ngamping ini, dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan padi yang masih muda hingga penyajian ampingnya. Padi yang akan diambil harus berwarna hijaudan sudah berisi serta sudah terlihat menunjukan setengah matang. Setelah padi diambil, dipisahkan dari tangkainya dan direndam dalam air selama satu malam. Hal itu bertujuan agar padi tidak alot saat diolah menjadi amping. Setelah padi direndam selama satu malam, kemudian dikeringkan airnya dan dilanjutkan dengan disangrai di dalam wajan. Api yang digunakan berasal dari pembakaran kayu. Nah…. keunikan dari tradisi ngamping adalah proses pembuatannya yang melibatkan banyak orang dengan tingkat solidaritas dan gotong-royong yang tinggi sesuai dengan karakteristik masyarakat melayu. Saat proses ngamping, beberapa orang sudah diberikan tugas masing-masing yaitu satu orang atau lebih, bertugas untuk menyangrai padi, dua atau tiga  orang atau lebih bertugas untuk menumbuk padi menggunakan alu (antan) dan lesung yang tebuat dari  kayu serta satu orang atau lebih yang bertugas untuk memisahkan amping dengan sekam padi. Saat dilakukan proses ngamping ini, padi harus disangrai terlebih dahulu. Padi yang disangrai tidak boleh mentah dan tidak boleh juga matang. Padi yang matang saat disangrai akan meletus menjadi berondong. Sementara padi yang saat disangrai ternyata masih mentah akan menghasilkan amping yang tidak bagus. Setelah padi disangrai, dimasukan ke dalam wadah yang terbuat dari pelepah pinang yang telah dibentuk sedemikian rupa. Padi tersebut kemudian dimasukan serta-merta ke dalam lesung. Padi yang telah disangrai tidak boleh terlalu dingin karena dikuatirkan akan terlalu alot saat ditumbuk. Nah saat padi akan ditumbuk di dalam lesung inilah diperlukan kekompakan dari setiap orang yang tugasnya memegang alu (antan). Jika terdiri dari tiga orang misalnya, harus menumbuk padi tanpa perlu jeda yang lama. Setiap dentuman alu (antan) yang menumbuk amping ini akan menghasilkan irama. Nah irama ini juga bisa menjadi panduan untuk memulai gilirannya menjatuhkan alunya (antan) ke dalam lesung. Konsentrasi juga diperlukan dalam proses penumbukan amping ini. Jika tidak konsentrasi dan tidak kompak, maka alu atau antan akan saling bertemu alias bertabrakan. Sehingga tidak bisa menghasilkan amping. Proses Penumbukan Amping Menggunakan Antan.  Jika proses penumbukan amping sudah selesai, maka bisa dilakukan proses pemisahan amping dari sekam. Jika proses pemisahan sudah selesai dan amping sudah benar-benar bersih dari sekam maka amping bisa dinikmati langsung atau dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah.

 

0 comments:

Post a Comment